Jacob Ereste :
Penodaan Terhadap Agama dan Ancaman Bagi Umat Harus Secepatnya Diproses dan Ditangkap Agar Tidak Menyulut Kemarahan Umat
Sekiranya yang membuat kegaduhan dan melakukan ancaman terhadap umat beragama itu adalah Muslim yang sejati, maka sikap arogan dan kepongahan tidak akan terjadi, karena sejatinya Islam itu pengusung rahmatan lil alamin. Dan setiap orang -- bukan hanya Muslim sangat diyakini sebagai khalifah di muka bumi. Karena, sungguh sangat tidak ketemu nalar, jika ada sikap arogan dan ancaman bagi sesama umat beragama, termasuk pada umat agama non Muslim. Sebab Islam yang benar dan baik itu selalu mengedepankan kedamaian, kerukunan, sikap arif dan bijaksana untuk tidak memaksa pendapat -- apalagi -- kehendak sendiri.
Kegaduhan itu bermula dari ungkapan nyinyir Prof. Thomas Djamaluddin, periset Astronomi dan Astrofisika BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) yang menulis tentang perbedaan penetapan 1 Syawal.144 Hijriyah yang dikomentari Andi Pangerang Hasanuddin yang juga sebagai peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN lalu mengedarkan pernyataan yang mengandung fitnah, pencemaran, kebencian dan permusuhan serta penodaan agama.
Komentar Andi Pangerang Hasanuddin yang memanaskan nyinyir Prof. Thomas Djamaluddin itu mengatakan, "Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah ? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan ? Banyak bacot emang !!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silahkan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan ! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian", kata Andi Pangerang Hasanuddin.
Sebagai peneliti yang berbasis ilmu pengetahuan dan intelektualitas, tidaklah patut komentar buruk semacam itu. Apalagi di media secara umum yang terbuka untuk publik.
Artinya, sikap arogan yang menantang itu patut disikapi karena ketersinggungan yang secara sosiologis maupun agamis yang sudah dimintakan secara baik-baik untuk diproses oleh aparat penegak hukum agar para penista agama dan mereka yang culas mengancam umat beragama bisa secepatnya diproses supaya tidak menimbulkan kegaduhan atau bahkan kerusuhan yang tidak diinginkan. Sebab bila tidak, akibatnya bisa gawat dan menimbulkan preseden buruk. Apalagi sebelum ulasan ini ditulis, sudah ada diantara pemuda yang ingin menyambangi tempat tinggal mereka yang culas itu. Karena ada anggapan bahwa sikap mereka telah mengganggu dan mengusik ketenteraman umat beragama yang tidak lagi bisa dihadapi dengan yang baik.
Dalam istilah preman, jika ada yang jual tak lagi perlu ditawar. Bila perlu diborong semua sekalian yang mereka jual itu. Sebab takaran pamali atau siri memang begitu adanya.
Padahal, bagi pemeluk agama apapun yang benar dan baik itu pasti tidak akan menodai agama apapun, apalagi mengancam akan membunuh. Sesama umat beragama. Jadi hakekat dari rahmatan lil alamin itu tidak ada dalam jiwa serta ruh ilahiah yang menyandang Khalifah di muka bumi.
Ketersinggungan dan rasa tidak nyaman akibat ancaman itu, hendak dapat segera diproses secara hukum, agar tidak sampai memancing kemarahan umat tidak lagi mampu ditahan, karena ketersinggungan yang sangat menyakitkan hati ini.
Begitulah kepongahan ilmu dan pengetahuan yang terlalu sombong dan abai pada muatan nilai spiritual dengan etik profetik sebagai penjaga etika, moral dan akhlak manusia yang dimuliakan Allah SWT, sehingga harus jelas berbeda dengan makhluk yang tidak beradab.
Banten, 26 April 2023
0 Komentar